Naradaily-Lampaui target, revitalisasi sekolah sudah jangkau 16.170 satuan pendidikan. Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menyatakan program revitalisasi sekolah hingga Oktober 2025 sudah menjangkau 16.170 satuan pendidikan, melampaui target awal yang sebelumnya direncanakan 10.440 sekolah.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti turut memantau langsung proses pekerjaan paket revitalisasi sekolah seperti rehabilitasi ruang belajar mengajar, ruang kesenian, ruang toilet, dan lain-lainnya. Ia berpesan agar pelaksanaan revitalisasi selesai sesuai dengan tenggat waktu yang ditetapkan.

Program revitalisasi satuan pendidikan dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, dan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus (PKPLK) Kemendikdasmen. Target awal sasaran penerima manfaat program ini, adalah 9.429 sekolah, terdiri dari 1.241 PAUD, 4.053 SD, 2.753 SMP, dan 1.382 SMA.

Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Gogot Suharwoto menambahkan, jumlah tersebut telah dioptimalkan menjadi 16.170 sekolah dengan penggunaan anggaran sebesar Rp16,9 triliun dari jenjang PAUD hingga SMA. “Setelah kita lakukan evaluasi, ternyata jumlah sasaran masih dapat dioptimalkan. Dari 14.196 sekolah, 13.777 sekolah telah menerima Surat Keputusan (SK) Penerima Bantuan Revitalisasi Satuan Pendidikan, di antaranya yaitu 1.509 PAUD, 6.077 SD, 3.974 SMP, dan 2.217 SMA. Sementara itu, 419 sekolah sisanya masih dalam proses finalisasi SK,” katanya dalam keterangan, dikutip Senin (13/10/2025).

Ia memerinci, dari 419 sekolah tersebut, sebanyak 103 di antaranya PAUD, 222 SD, 68 SMP, dan 26 SMA. Ia menyebut optimalisasi jumlah penerima sasaran bertujuan untuk mempercepat hasil dari program pevitalisasi satuan pendidikan.

“Dengan proses optimalisasi tersebut kami berharap akan tercipta sarana dan prasarana pendidikan yang aman dan nyaman,. Sehingga semua warga sekolah dapat melakukan proses kegiatan belajar dan mengajar, serta meningkatkan kualitas mutu pendidikan,” imbuhnya.

Pencapaian memuaskan juga tercatat di lingkup Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus (PKPLK). Realisasi tersebut juga mengalami kenaikan sekitar 100 persen dari target awal yaitu 982 satuan pendidikan menjadi 1.943 satuan Pendidikan. Terdiri dari 1.439 sekolah menengah kejuruan (SMK), 382 sekolah luar biasa (SLB), 122 satuan pendidikan nonformal yang terdiri atas pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) dan sanggar kegiatan belajar (SKB).

Adapun untuk total anggaran yang digelontorkan untuk program ini mencapai Rp3,1 triliun dengan progres pembangunan keseluruhan per September 2025 telah mencapai sekitar 60 persen. Selain berdampak pada peningkatan mutu pendidikan, Kemendikdasmen juga terus memastikan program revitalisasi satuan pendidikan juga berdampak positif terhadap perekonomian masyarakat.

Dengan prinsip swakelola, penggunaan bahan baku bangunan hingga pekerja lokal setempat yang terlibat dalam program ini telah memberikan dampak positif pagi perekonomian masyarakat.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi PKPLK Kemendikdasmen Tatang Muttaqin menyampaikan, prinsip swakelola dalam program revitalisasi satuan pendidikan salah satunya memang bertujuan agar memberikan dampak positif terhadap ekonomi lokal. Menurutnya, dengan dampak ekonomi tersebut, diharapkan program revitalisasi satuan pendidikan tidak hanya membuat lingkungan dan ruang belajar yang lebih nyaman bagi para murid dan guru dalam rangka menghadirkan pendidikan bermutu untuk semua, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan maupun kualitas hidup masyarakat setempat melalui partisipasi aktif dan penggunaan produk lokal.

“Dengan begitu masyarakat memiliki pekerjaan dan penghasilan. Dan dari penghasilan tersebut dapat dibelanjakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan keperluan lainnya,” tuntasnya. (sic)