Naradaily-Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru mencatat getaran banjir lahar hujan di Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, sebanyak dua kali selama lebih dari tiga jam. Akibatnya, debit air di sejumlah Daerah Aliran Sungai (DAS) Semeru dilaporkan meningkat tajam.

“Berdasarkan pengamatan kegempaan aktivitas Semeru pada Rabu (5/11/2025) selama 24 jam, tercatat dua kali terjadi gempa getaran banjir dengan amplitudo 25–38 mm dan lama gempa 5.760–11.009 detik,” kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Yadi Yuliandi, dalam laporan tertulis yang diterima di Lumajang, Kamis (6/11/2025).

Selain itu, aktivitas Gunung Semeru pada periode yang sama masih didominasi gempa letusan atau erupsi sebanyak 147 kali, dengan amplitudo 10–22 mm dan durasi 60–167 detik. “Kami juga mencatat sebanyak 25 kali gempa guguran dengan amplitudo 2–10 mm dan lama gempa 56–155 detik, serta tujuh kali gempa embusan dengan amplitudo 2–6 mm dan lama gempa 45–99 detik,” ujarnya.

Gunung tertinggi di Pulau Jawa itu juga mengalami empat kali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo 10–25 mm dan tiga kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 7–15 mm, S–P 27 detik, dan lama gempa 69–372 detik.

Yadi menjelaskan bahwa Gunung Semeru masih berstatus Waspada atau Level II. Karena itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan sejumlah rekomendasi kepada masyarakat agar tidak melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara, sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).

Di luar jarak tersebut, masyarakat juga diminta tidak beraktivitas dalam radius 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena masih berpotensi terlanda awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.

“Masyarakat juga diimbau tidak beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar,” tambah Yadi.

Ia juga mengingatkan masyarakat agar selalu waspada terhadap potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama di sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.(kom)