Naradaily-Sebanyak 248,4 ton material terpapar radionuklida Cesium-137 (Cs-137) diangkat dari 13 lokasi di luar kawasan industri Cikande, Kabupaten Serang, Banten. Seluruh material tersebut kemudian disimpan di interim storage PT PMT untuk mencegah penyebaran paparan radiasi ke lingkungan sekitar. Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Rasio Ridho Sani mengatakan proses pengangkutan dan penyimpanan dilakukan dengan pengawasan ketat tim gabungan.
“Hingga 20 Oktober total material terkontaminasi yang diangkat mencapai 248,4 ton,” ujar Rasio, seperti dikutip beberapa sumber, Selasa (21/10/2025).
Ia menjelaskan bahwa upaya mitigasi terus dilakukan oleh tim gabungan dari KBRN (Kimia, Biologi, Radioaktif, dan Nuklir) Gegana Brimob, TNI AD Nubika, BRIN, Bapeten, serta Pemkab Serang untuk memastikan kegiatan dekontaminasi berjalan sesuai standar keselamatan.
Rasio menegaskan pemerintah berkomitmen menangani kontaminasi Cs-137 secara tuntas demi perlindungan masyarakat. Ia menyampaikan bahwa indikator positif mulai terlihat, salah satunya tidak ditemukannya lagi kendaraan yang terdeteksi terpapar Cs-137 sejak Jumat (17/10) pekan lalu.
“Ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menangani kasus Cesium-137 di Serang. Kami bekerja cepat agar masyarakat terlindungi dan kegiatan industri dapat kembali berjalan dengan aman,” ujarnya.
Komandan KBRN Gegana Brimob Kombes Yopie Indra Prasetya Sepang mengatakan area dekontaminasi dibagi ke beberapa sektor untuk memudahkan pengawasan. Menurut dia, lokasi C1 telah menunjukkan laju dosis radiasi yang berada di bawah ambang batas. “Sementara di titik F3 pengambilan tanah masih berlanjut karena dosis radiasi relatif tinggi,” katanya.
Kolonel Czi Yudil Hendro dari Nubika TNI AD menambahkan bahwa proses stripping (pengupasan tanah) dan coring (pengambilan sampel) dilakukan untuk memastikan keamanan lahan. Hasil analisis laboratorium menjadi dasar bagi Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) dalam menetapkan status keamanan lokasi.
“Setelah deteksi menunjukkan dosis di bawah 2,5 mikrosievert, sampel tanah diperiksa di laboratorium BRIN,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa dari empat sektor dekontaminasi yang ditangani, dua sektor telah selesai dan dua sektor masih berproses dengan prinsip kehati-hatian dan keselamatan. (kom)