Naradaily-Menteri Transmigrasi Iftitah Sulaiman Suryanagara menyatakan bahwa pemerintah sedang mempercepat penyelesaian sertifikasi tanah transmigrasi dan menargetkan sebanyak 13 ribu bidang tanah tersertifikasi pada tahun ini. Ia menyebut progres tersebut sebagai langkah penting menyelesaikan persoalan agraria yang menumpuk puluhan tahun.
“Dari 129 ribu bidang tanah yang harus kami selesaikan, tahun ini kami sudah menyelesaikan 6.600 tanah yang sudah disertifikatkan. Itu bukan angka kecil, karena menyelesaikan persoalan yang tertunda selama 20–30 tahun. Mudah-mudahan bisa selesai 12–13 ribu bidang tanah hingga akhir tahun,” ujar Iftitah usai menuntaskan open house 24 jam di kantornya, Jakarta, Minggu (19/10/2025).
Ia mencontohkan percepatan yang terjadi di kawasan Rempang, Kota Batam, Kepulauan Riau. Wilayah tersebut telah ditetapkan sebagai proyek percontohan transmigrasi terintegrasi, seiring pembangunan Rempang Eco City sebagai bagian dari proyek strategis nasional. Warga Rempang yang terdampak relokasi mengikuti program transmigrasi ke Tanjung Banon dan langsung menerima sertifikat tanah tanpa menunggu puluhan tahun sebagaimana praktik terdahulu. “Presiden sudah memberikan arahan. Di sana, transmigran langsung pegang sertifikat. Itu yang kami sebut paling beruntung,” kata Iftitah.
Rempang Eco City dirancang untuk menarik investasi besar, termasuk pembangunan pabrik kaca berbasis pasir silika yang menjadi komoditas unggulan daerah tersebut. Program transmigrasi di kawasan ini diarahkan untuk mendukung industrialisasi sekaligus menyediakan hunian layak bagi masyarakat terdampak.
Meski percepatan menjadi fokus utama, Iftitah menegaskan bahwa seluruh proses sertifikasi tetap harus berjalan sesuai peraturan yang berlaku. Sebagai kementerian baru, pihaknya tetap wajib mematuhi regulasi sebelum mengalokasikan anggaran atau memulai inisiatif pembangunan. “Kami tidak bisa membangun ini, membangun itu tanpa mematuhi regulasinya. Tapi paling tidak bapak presiden sudah memberikan arahan,” ujar Iftitah. (kom)